Wednesday, April 22, 2009

Pentingnya Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab

PENDAHULUAN
Setiap orang yang melakukan suatu kegiatan akan selalu ingin mengetahui hasil dari kegiatan yang dilakukannya. Seringkali pula orang yang melakukan suatu kegiatan tersebut ingin mengetahui baik atau buruknya kegiatan yang dilakukannya. Sebagai orang yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, pendidik dan peserta didik juga berkeinginan mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk mengetahui baik buruknya proses dan hasil kegiatan pembelajaran, maka seorang pendidik harus menyelanggarakan evaluasi.
Evaluasi merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Hal ini berarti evaluasi merupakan kegiatan yang tak terelakkan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain kegiatan evaluasi merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
Demikian pula dalam pembelajaran bahasa Arab, dengan Mahaarat al arba’(istima’, muhadatsah, qira’ah, dan kitabah), penerapan evaluasi sudah menjadi bagian penting karena Setiap peserta didik perlu diketahui penguasaannya dan hasil belajarnya terhadap tiap maharat tersebut. Memperbanyak latihan-latihan, yang merupakan bagian dari salah satu asas pengajaran bahasa Arab yang dikenal dengan al diqqah, akan sangat membantu dalam pelaksanaan evaluasi belajar bahasa Arab.
Mengingat pentingnya evaluasi dalam pembelajaran bahasa Arab, maka rumusan masalah yang akan menjadi pembahasan dalam makalah ini adalah:
1. Apa defenisi Evaluasi?
2. Bagaimana Fungsi Evaluasi dalam pembelajaran bahasa Arab?
3. Bagaimana Tekhnik Evaluasi dalam pengajaran bahasa Arab?

PEMBAHASAN
A. Defenisi Evaluasi
Secara etimologi kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation (dari kata value yang artinya nilai); dalam bahasa Arab al taqdir (التقدير), dalam bahasa Indonesia berarti penilaian.
Secara terminologi, Davies mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses sederhana memberikan/menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, objek dan masih banyak yang lain. Sedangkan Wand dan Brown mengemukakan Evaluasi merupakan suatu proses menentukan nilai dari sesuatu. Pengertian evaluasi lebih dipertegas lagi, dengan batasan sebagai proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Penilaian tidak sama dengan pengukuran, tetapi saling terkait satu dengan yang lainnya. Pengukuran adalah usaha untuk mengetahui karena banyak hal yang telah dimiliki oleh siswa setelah mempelajari keseluruhan materi yang telah disampaikan kepadanya. Pengukuran bersifat kuantitatif, yakni untuk mengetahui atau menentukan luas, dimensi, banyaknya, dan derajat kesanggupan suatu hal atau benda. Tugas pengukuran berhenti sampai mengetahui, “berapa banyak pengetahuan yang telah dimiliki siswa” tanpa memperhatikan arti dan penafsiran terhadap banyaknya pengetahuan yang dimilikinya itu. Jika hasil pengukuran itu ditafsirkan artinya berdasarkan norma-norma dan kriteria tertentu, maka tugas ini merupakan tanggung jawab “penilaian”.
Kegiatan evaluasi yang dilakukan pendidik mencakup dua hal yaitu evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan kepada diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.
Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memperoleh informasi tentang keefektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal. Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran, sedangkan evaluasi pembelajaran menetapkan baik buruknya proses dari kegiatan pembelajaran.
Evaluasi hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk:
1. Peserta akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan.
2. Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga sekarang akan timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan tingkah laku yang diinginkan.
Kesinambungan tersebut merupakan dinamika proses belajar sepanjang hayat, dan pendidikan yang berkesinambungan. Dikatakan demikian karena kesenjangan itu akan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, dan hal tersebut perlu dievaluasi secara terus menerus untuk mengetahui kebutuhan berikutnya.

B. Fungsi Evaluasi dalam pembelajaran bahasa Arab.
Penilaian merupakan salah satu dari tiga aspek dalam proses belajar mengajar yang meliputi 1. Tujuan Pengajaran, 2. Prosedur belajar mengajar, dan 3. Penilaian hasil belajar.
Sejalan dengan prinsip dalam evaluasi, yaitu adanya triangulasi, atau hubungan erat ketiga komponen diatas.
Penilaian menempati dan merupakan aspek yang penting karena berkenaan dengan tercapainya tujuan pengajaran, kelancaran dan efisiensi prosedur intruksional, dan penentuan tingkat keberhasilan yang telah dicapai. Dengan demikian, aspek penilaian dapat ditempatkan sebagai titik sentral dalam proses pembelajaran.
Transformasi dalam proses pembelajaran adalah proses untuk membudayakan dan memberdayakan peserta didik. Lembaga pendidikan merupakan tempat terjadinya transformasi. Keberhasilan transformasi untuk menghasilkan keluaran seperti yang diharapkan dipengaruhi dan/atau ditentukan oeh bekerjanya komponen/unsur yang ada dalam lembaga pendidikan, meliputi : Pendidik dan personal lainnya, isi pendidikan, sistem evaluasi, Sarana pendidikan, dan sistem administrasi.
Untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas transformasi dalam proses pembelajaran, termasuk pembelajaran bahasa Arab, perlu dilaksanakan evaluasi terhadap bekerjanya unsur-unsur transformasi. Keluaran dalam proses pembelajaran bahasa adalah peserta didik yang semakin memahami dan menguasai materi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Untuk mengetahui menetapkan apakah peserta didik telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan lembaga pendidikan atau belum, diperlukan kegiatan evaluasi.
Evaluasi (penilaian) dalam pembelajaran merupakan bagian penting dalam suatu sistem intruksional. Karena itu, penilaian mendapat tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi edukatif: Evaluasi adalah suatu subsistem dalam sistem pendidikan yang bertujuaN untuk memperoleh informasi tentang keseluruhan sistem dan /atau salah satu subsistem pendidikan. Bahkan dengan evaluasi dapat diungkapkan hal-hal yang tersembunyi dalam proses pendidikan.
2. Fungsi Institusional: Evaluasi berfungsi mengumpulkan informasi akurat tentang input dan output pembelajaran di samping proses pembelajaran itu sendiri. Dengan evaluasi dapat diketahui sejauh mana siswa mengalami kemajuan dalam proses pembelajaran.
3. Fungsi diagnostik: Dengan evaluasi dapat diketahui kesulitan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh siswa dalam proses/kegiatan belajarnya. Dengan informasi tersebut maka dapat dirancang dan diupayakan untuk menaggulangi dan atau membantu yang bersangkutan untuk mengatasi kesulitannya dan atau memecahkan masalahnya.
4. Fungsi administratif : Evaluasi menyediakan data tentang kemajuan belajar siswa, yang pada gilirannya berguna untuk memberikan sertifikasi (tanda kelulusan) dan untuk melanjutkan studi lebih lanjut dan atau untuk kenaikan kelas. Jadi, hasil evaluasi memilki fungsi administratif. Evaluasi juga dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan guru-guru dalam proses belajar mengajar (PBM), hal ini berdaya guna untuk kepentingan supervisi.
5. Fungsi kurikuler: Evaluasi berfungsi menyediakan data dan informasi yang akurat dan berdaya guna bagi pengembangan kurikulum (perecanaan, uji coba di lapangan, implementasi, dan revisi)
6. Fungsi manajemen: Komponen evaluasi merupakan bagaian integral dalam sistem manajemen, hasil evaluasi berdaya guna sebagai bahan bagi pimpinan untuk membuat keputusan manajemen pada semua jenjang pendidikan.
Disamping beberapa fungsi evaluasi yang disebutkan diatas, evaluasi memiliki fungsi tertentu jika dikaitkan khusus dengan pendidik dan peserta didik dan sekolah. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
Fungsi evaluasi bagi pihak sekolah yaitu
a. Mengukur ketepatan kurikulukum/silabus
b. Bahan pertimbangan untuk menetapkan langkah-langkah dalam program berikutnya
c. Mengukur tingkat kemajuan sekolah
d. Mengukur keberhasilan siswa mengajar
e. Pertimbangan untuk meningkatkan prestasi kerja
Fungsi evaluasi bagi pendidik yaitu:
a. Menyeleksi siswa
b. Penempatan siswa
c. Diagnosa atas kekurangan dan kelemahan siswa dan mencari penyebabnya.
d. Mengukur ketepatan materi
e. Bahan pertimbangan untuk program yang akan datang
Fungsi evaluasi bagi peserta didik yaitu:
a. Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa
b. Memberi dorongan belajar bagi siswa
c. Laporan bagi oarang tua siswa

C. Tekhnik Evaluasi dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam kaitannya dengan evaluasi pembelajaran, Moekijat mengemukakan teknik evaluasi belajar pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara umum adalah sebagai berikut.
1. Evaluasi belajar pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian pertanyaan.
2. Evaluasi belajar keterampilan, dapat dilakukan dengan ujin praktek, analisis tugas, serta evaluasi oleh peserta didik sendiri.
3. Evaluasi belajar sikap, dapat dilakukan dengan daftar isian sikap dari diri sendiri, daftar isian sikap ayang disesuaikan dengan tujuan program, dan skala deferensial sematik (SDS).
Pembelajaran bahasa Arab yang termasuk pembelajaran pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan dan bisa berupa ujian praktek. Nantinya akan dilakukan evaluasi sesuai dengan maharah yang diajarkan.
Evaluasi atau penilaian pembelajaran biasanya dilaksanakan dengan cara menyelenggarakan ulangan harian dan ulangan umum. Guru bukan harus mengetahui kompetensi peserta didik setelah pembelajaran dan pembentukan kompetensi, tetapi harus pula mengetahui bagaimana perubahan dan kemajuan perilaku peserta didik setelah proses pembelajaran. Itulah yang disebut evaluasi hasil belajar peserta didik yang selanjutnya diberi istilah evaluasi atau penilaian.
Penilaian atau evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan pengajaran sebuah bahasa. Sayangnya, banyak guru mengalami ketidak-jelasan tentang langkah dan cara penilaian sehingga menimbulkan penilaian yang tidak tepat. Karena itu, memerlukan sistem penilaian khusus untuk setiap kegiatan pengajaran bahasa Arab.
Ketika memberi penilaian, seorang pengajar hendaknya memberi penilaian yang bukan semata-mata berdasarkan ukuran angka untuk kegiatan belajar tertentu, tetapi harus melakukan usaha perbaikan kualitas atau prestasi peserta didik ditingkat pelajaran berikutnya, dan memberi pembinaan motivasi belajar lebih kuat. Karena itu, penilaian harus dipusatkan bukan pada kekurangan-kekurangan peserta didik, melainkan pada kemampuan-kemampuan yang telah diperolehnya. Cara demikian akan menimbulkan perasaan berharga di kalangan peserta didik, mereka sanggup melakukan sesuatu dan menjadi pendorong untuk melakukan tugasnya lebih lanjut.
Hasil penilaian harus menjadi bahan bagi kajian tentang perencanaan kegiatan-kegiatan berikutnya yang diharapkan dapat membantu proses perbaikan kekurangan para peserta didik. Juga dapat digunakan untuk mengukur kemajuan-prestasi yang telah dicapai sesuai dengan rencana kurikuler yang telah diterapkan. Jadi pendidik menunjukkan kepada para peserta didik tentang sasaran yang harus dicapai sebagaimana yang diterapkan kurikulum, bukan menekankan kekurangan-kekurangan peserta didik. Ini harus menjadi perhatian utama bila pendidik hendak menyampaikan hasil penilaian kepada pesertanya secara lisan. Penyampaian itu harus dapat mendorong atau memberi motivasi kepada para peserta didik agar belajar lebih lanjut, bukan untuk mematikan semangat belajarnya.
Evaluasi juga dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana tujuan dari pembelajaran bahasa Arab yang terdiri dari maharat al arba’ah tercapai. Perlu diketahui bahwa tujuan umum pembelajaran bahasa Arab adalah: 1) agar siswa dapat memahami al-Qur’an dan hadis sebagai sumber ajaran islam, 2) agar siswa dapat memahami buku-buku agama yang ditulis dalam bahasa Arab, 3) supaya pandai mengarang dan berbicara dalam bahasa Arab, 4) sebagai alat pembantu alat keahlian, dan 5) untuk membina ahli bahasa yang profesional.
Setelah memahami tujuan umum dari pembelajaran bahasa Arab, maka terdapat tujuan-tujuan khusus yang disesuaikan dengan kehendak yang ingin dicapai oleh peserta didik pada tiap-tiap maharah. Berikut ini ada beberapa langkah-langkah evaluasi pengajaran bahasa Arab, yaitu:
1. Evaluasi kegiatan menyimak (Istima’)
Untuk mengetahui apakah seorang peserta didik sudah memahami apa yang didengarnya dari pembicaraan, ungkapan ungkapan, cerita pendek ataukah tidak, Setiap melakukan latihan menyimak berupa istima’ harus dilengkapi dengan pengajuan pertanyaan pertanyaan berbentuk multiple choice atau benar salah. Cara lain yang dapat diberikan adalah latihan menyimak dan membedakan bunyi bahasa secara lisan dan memahami tekhnik pendiktean.
Setelah berbagai pengalaman belajar telah diberikan kepada peserta didik, pendidik harus segera melakukan penilaian untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran kemahiran menyimak tercapai. Penilaian ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah masih ada kekurangan dalam teknik penyajian, teknik latihan, jumlah penyajian, serta dalam hal penggunaan sarana materi. Hasil hasil dari penilaian tersebut dapat digunakan sebagai feedback untuk menambah, mengurangi, memperbaiki, menyempurnakan, bahkan mengganti langkah yang digunakan.
Hal hal yang perlu terjawab dalam melakukan evaluasi adalah pencapaian tujuan kurikuler dan instruksionalnya.
a. Apakah peserta didik sudah dapat mengenali bunyi bunyi bahasa Arab?
b. Apakah peserta didik sudah dapat memahami bunyi unsur kata?
c. Apakah peserta didik sudah dapat memahami isi yang didengarnya?
d. Apakah peserta didik telah pandai menangkap pokok pokok pikiran pembicaraan?
e. Apakah peserta didik juga dapat mengenal pikiran tambahan?
f. Apakah peserta didik mampu mendengarkan secara kritis?
g. Apakah para peserta didik melatih dan mengembangkan kemahiran menyimak diluar kelas?
2. Evaluasi kegiatan bercakap (Muhadatsah).
Dalam melakukan evaluasi terhadap pembelajaran bahasa Arab, hendaknya dilakukan secara spesifik sehingga kemampuan pesrta didik dapat diketahui secara seksama. Hal ini akan membantu pendidik mengetahui betul keunggulan-keunggulan peserta didiknya dan hal-hal lain yang tertinggal.
Untuk menghindari penilaian yang hanya berdasarkan kesan umum, khususnya untuk kegiatan kemahiran berbicara ini , berikut ini adalah langkah dan cara penilaian yang lebih nyata dan terperinci.
Cara penilaian ini digunakan bagi penilaian secara individual dan kelompok, temasuk kelas. Pelaksanaan pengisian kelompok-kelompok dalam daftar penilaian tidak harus dilakukan sekaligus, pengajaran boleh menentukan unsur-unsur mana yang hendak dinilai dalam sebuah kegiatan pembelajaran.
3. Evaluasi kegiatan membaca (Qiraah ).
Untuk mengetahui hasil pelajaran kemahiran membaca apakah sudah mencapai target tujuan yang diharapkan atau belum, tiga hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
a. Pengenalan simbol-simbol tulisan arab yang dapat diketahui dari bacaan peserta didik. Cara ini akan dapat mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik dalam mengenal dan menguasai simbol-simbol tulisan Arab serta kelancaran membaca bunyi dengan benar.
b. Persiapan peserta didik memahami isi yang sudah diberikan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Sebuah pertanyaan diajukan untuk mengetahui apakah mereka sudah mempersiapkan diri sebaik-baiknya.
c. Mengajukan pertanyaan multiple choice, B-S (true-false), tanya jawab, menyempurnakan yang kosong dan sebagainya akan dapat mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami bacaan. Pertanyaan ini pun dapat menilai seberapa banyak kosakata yang sudah diserap peserta didik, apakah sudah cukup sesuai dengan tingkatnya atau masih kurang; apakah pelajar terampil dalam menuangkan pendapatnya dengan kalimat yang baik ataukah tidak; apakah pelajar sudah mampu menerapkan tata-bahasa ketika membaca; apakah pelajar sudah mampu membaca kata dan kalimat bahasa Arab tanpa harakah; apakah pelajar sudah mampu menarik kesimpulan dari bahan bacaan; dan apakah pelajar sudah mampu menceritakan kembali bahan bacaan yang telah dibacanya.
d. Kerajinan peserta didik dalam membaca buku bacaan di luar kelas, apakah peserta didik rajin membaca bahan bacaan lain atau tidak, apakah pelajar rajin mengunjungi perpustkaan buku-buku berbahasa Arab atau apakah peserta didik sudah cukup kritis dalam menghadapi suatu bahan bacaan atau tidak.
Catatan atau penilaian terhadap seluruh kegiatan membaca, sejak persiapan hingga sikap peserta didik, sangat penting bagi pendidik, untuk menentukan lagkah pelaksanaan pengajaran selanjutnya. Hasil penilaian ini dapat menjadi pendukung dalam menentukan apakah tahun pelajaran berikutnya perlu perubahan bahan-bahan bacaan, baik pengurangan, penambahan, perbaikan, dan urutan penyajian bahan, atau tidak. Seperti halnya dalam penilaian berbicara, penilaian kemahiran membaca pun sebaiknya pengajar bahasa mempunyai formulir khusus yang memberi gambaran tentang seluruh kegiatan membaca.
4. Evaluasi kegiatan menulis (Kitabah)
Cara menilai kemahiran menulis bahasa Arab harus mencakup keterampilan membentuk alfabet Arab; mengeja (spelling), dan mengarang dan kemahiran menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan.
Dari tulisan peserta didik tentang huruf Arab di dalam buku bergaris, baik hasil tulisan salinan (copying) dari tulisan guru di papan tulis atau buku bacaan atau buku khusus yang disediakan (seperti memakai titik-titik) maupun imla (dikte) pertanyaan–pertanyaan berikut ini akan terjawab secara tuntas.
a. Apakah pelajar sudah mampu menulis bentuk-bentuk huruf Arab ketika berdiri sendiri atau ketika dirangkai dalam suatu kata, seperti di awal, tengah, dan akhir tulisan naskh?
b. Apakah sudah tertanam kebiasaan baru dalam menulis Arab?
c. Berdasarkan bentuk tulisan dan cara menulisnya, kemampuan siswa dapat apakh masih terpengaruh oleh tulisan bahasa pelajar?
d. Apakah pelajar sudah memahami huruf-huruf qamariyah dan syamsiyya?
e. Apakah pelajar sudah mampu merangakaikan huruf-huruf Arab yang berdiri sendiri?
f. Apakah pelajar sudah memahami tanda-tanda bunyi kebahasan mengenai hamzatul-washli dan hamzatul-qath’i?
g. Apakah sudah sampai saatnya untuk mengalirkan tulisan “naskh” ke dalam tulisan “riq’ah”? sudah sampaikah saatnya guru memberikan variasi tulisan Arab?
h. Apakah pelajar berbakat untuk mengembankan tulisan indah (khat)
i. Apakah pelajar cukup teliti dalam meniru dan melaksanakan tulisan Arab?
j. Apakah tulisan pelajar itu bersih sehingga jelas dapat dibaca orang lain?
Berdasarkan bentuk tulisan Arab dan ucapan murid kemahiran mengeja huruf-huruf Arab akan dapat diketahui sehingga pertanyaan berikut akan terjawab.
a. Apakah pelajar sudah mampu mengeja kata-kata yang diberikan guru?
b. Apakah pelajar sudah mampu menuliskan ejaan Arab yang disampaikan secara lisan?
c. Apakah pelajar sudah mampu mengeja sesuatu tulisan yang diragukan kebenarannya dan ditanyakan kepada guru?
Adapun beberapa macam cara dan teknik latihan mengarang dan terbimbing dengan cara mengetahui kemampuan pelajar dangan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
a. Apakah pelajar sudah cukup cermat dalam menyalin (copying) bacaan berbahasa Arab?
b. Apakah pelajar mampu mengganti salah satu unsur dalam kalimat ketika membuat tabel subsitusi?
c. Apakah pelajar mampu mengatasi dan menyempurnakan kalimat dengan kata-kata yang tepat dalam konteks dan situasi tertentu?
d. Apakah pelajar mampu mengubah kalimat aktif menjadi pasif, berita menjadi tanya, dan positif menjadi negatif?
e. Apakah pelajar sudah mampu membedakan kalimat yang sudah lewat dan kalimat yang sedang dan akan berlaku?
f. Apakah pelajar mampu membuat bentuk kalimat suruhan dan larangan sesuai dengan jenis dan jumlahnya yang diperintah atau dilarang?
g. Apakah pelajar mampu mengubah kalimat dengan unsur mmufrad menjadi mutsanna (dual form) dan menjadi kalimat jama”?
h. Apakah pelajar telah menguasai tashrif (Konjugasi) fi’il madhi, mudhari’, dan amr?
i. Apakah pelajar memahami jumlah ismiyah dan fi’liyah?
j. Apakah pelajar sudah benar-benar menguasai marfu atul asma, mashubatul-asma, dan majruratul asma?
k. Apakah pelajar sudah mampu menyusun kalimat dengan menerjemahkan kalimat-kalimat dan ungkapan-ungkapan pendek?
l. Apakah pelajar sudah mampu menyingkap atau membuat iktihsar bacaan-bacaan terpilih dengan menggunakan kata-kata pelajar sendiri?
m. Apakah pelajar sudah mampu menceritakan gambar yang dilihat atau pekerjaan yang dilakukan pelajar sehari-hari sejak bangun tidur sampai saat pergi tidur?
n. Apakah pelajar sudah mampu menuliskan peristiwa-peristiwa yang dialaminya secara deskriktip?
o. Apakah pelajar sudah mampu menuliskan perbuatan yang biasa dilakukan pelajar dalam kehidupan sehari-hari?
p. Apakah pelajar sudah mampu membuat surat-surat pribadi dan resmi dengan bahasa Arab?
q. Apakah pelajar sudah mampu membuat surat-surat ucapan selamat, dan menyatakan turut bergembira atau berduka cita?
Untuk penilaian terhadap karangan bebas, pertanyaan-pertanyaan sifatnya umum dapat digunakan dalam penilaian. Lalu disusun kembali atau dikembangkan sesuai dengan keperluan dan kemampuan pelajar.
a. Apakah topik cukup terbatas sehingga tidak terlalu luas?
b. Apakah pragraf telah memperlihatkan kesatuan gagasan atau peristiwa?
c. Apakah ada peraturan antara pragraf yang satu dengan pragraf berikutnya?
d. Apakah susunan kalimat dan hubungan antara kalimat yang satu dengan yang lainnya sudah memperlihatkan adanya ketertiban berpikir?
e. Apakah pemilihan kata, ungkapan, kalimat, dan istilah sesuai dengan situasi dan konteksnya?
f. Apakah penulisan huruf Arab dan penggunaan tanda baca telah sesuai dengan ejaan-ejaan yang berlaku?
g. Apakah Pengunaan proposisi (kata sambung) sudah tepat dan sesuai dengan yang dimaksud?
h. Apakah rupa karangan rapi atau bersih?
i. Apakah uraian secara keseluruhan konsisten dengan judulnya?
Setiap langkah evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran bahasa Arab senantiasa harus dirujuk pada materi yang telah disajikan kepada peserta didik dan sesuai dengan level atau tingkatan kelas masing masing peserta didik agar hasil dari suatu proses dapat diketahui dengan sesungguhnya.

PENUTUP
Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk mengetahui sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah dicapai. Dalam pembelajaran bahasa Arab, evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari proses pembelajaran. Pelaksanaan Evaluasi terhadap pembelajaran berbahasa Arab disesuaikan dengan materi dari masing masing empat keahlian berbahasa Arab.
Evaluasi memiliki beberapa fungsi yaitu, Fungsi edukatif, Institusional, diagnostik, administratif , kurikuler, manajemen. Tujuan dari evaluasi tersebut memiliki sasaran untuk mengetahui kemampuan, kepribadian, sikap-sikap, dan intelegensi peserta didik.
Pembelajaran bahasa Arab sebagi bahasa asing memiliki suatu prinsip yang sejalan dengan pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran secara umum yaitu prinsip “Pemantapan dan pendalaman”. Evaluasi yang dilakukan secara rutin dan berkesinambunagan tentu saja memberi hasil yang mantap dan memuaskan. Karena dengan evaluasi dapat dilakukan revisi dalam segala hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran.

Daftar Pustaka

Arsyad, Azhar Bahasa Arab dan Metode pengajarannya Cet.II; Jakarta: Pustaka Pelajar. 2005

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta , 2002

Izzan Ahmad, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Cet. II; Bandung: Humaniora , 2007

Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Bandung Rosda Karya, 2004

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2001

-----------, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo , 1990

Sudijono Anas, Pengantar Evaluasi pendidikan, Cet.V; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005

Suharsimi Arikunto, Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. Revisi, Cet.V; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Cet ke lima; Bandung; Alfabeta, 2003







No comments: